PEMBELAJARAN SAINS ABAD 21
PEMBELAJARAN
SAINS ABAD 21
Pada abad
21 ini persaingan dalam berbagai bidang kehidupan, di antaranya bidang pendidikan
khususnya pendidikan sains yang sangat ketat. Kita dihadapkan pada tuntutan
akan pentingnya sumber daya manusia yang berkualitas serta mampu berkompetisi.
Sumber daya manusia yang berkualitas, yang dihasilkan oleh pendidikan yang
berkualitas dapat menjadi kekuatan utama untuk mengatasi masalah-masalah yang
dihadapi dalam pendidikan. Salah satu cara yang ditempuh adalah melalui
peningkatan mutu pendidikan. Saat ini peningkatan mutu pendidikan di Indonesia
khususnya peningkatan mutu pendidikan masih terus diupayakan karena sangat
diyakini bahwa IPA sebagai ilmu dasar memegang peranan yang sangat penting
dalam pengembangan IPTEK.
Pembelajaran
IPA yang didasarkan pada standar isi akan membentuk siswa yang memiliki bekal :
o Ilmu
pengetahuan (have a body of knowledge),
keterampilan ilmiah (scientific skills),
keterampilan ilmiah (scientific skills),
o Keterampilan
berpikir (thinking skills) dan
o Strategi
berpikir (strategy of thinking);
o Berpikir
kritis dan kreatif (critical and creative thinking);
o Standar
asesmen mengevaluasi siswa secara manusiawi artinya sesuai apa yang dialami
siswa dalam pembelajaran (authentic assessment)
Penerapan
standar-standar dalam pembelajaran IPA khususnya empat standar tersebut akan
memberikan soft skill berupa karakter siswa, untuk itu sangat diperlukan
pembelajaran IPA yang menerapkan standar-standar guna membangun karakter siswa.
Siswa yang berkarakter dapat dicirikan apabila siswa memiliki kemampuan
mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan-keterampilan dan sikap dalam usaha
untuk memahami lingkungan.
Kurikulum
2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap di dalam menghadapi masa
depan. Pergeseran paradigma belajar abad 21 dan kerangka kompetensi abad 21
menjadi pijakan di dalam pengembangan kurikulum 2013. Pengembangan kurikulum
2013 dapat menghasilkan insan Indonesia yang :
Produktif, Kreatif, Inovatif, Dan
Afektif , melalui:
Penguatan
Sikap (Tahu Mengapa), Keterampilan (Tahu Bagaimana), Dan Pengetahuan (Tahu Apa)
Yang Terintegrasi.
Diakui
dalam perkembangan kehidupan dan ilmu pengetahuan abad 21, memang telah terjadi
pergeseran baik ciri maupun model pembelajaran. Inilah yang diantisipasi pada
kurikulum 2013. Dalam kurikulum 2013 ini, mata pelajaran IPA di tingkat Sekolah
Menengah Pertama, mata pelajaran IPA dikemas secara terintegrasi pada keilmuan
IPA, terintegrasi dengan pembentukan karakter. Perubahan pendidikan dan mindset
para guru harus didasarkan pada kecakapan/ketrampilan apa saja yang nantinya
dibutuhkan oleh para siswa di 21st century ini untuk dapat mencapai
partisipasi penuh di masyarakat.
Di era
Abad 21, pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara: inkuiri ilmiah ( scientific
inquiry) dengan pendekatan berpusat pada siswa (student centered
learning) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kreatif (creative
thinking) dan berpikir kritis (critical thinking), mampu
memecahkan masalah, melatih kemampuan inovasi dan menekankan pentingnya
kolaborasi dan komunikasi. Keterampilan berpikir yang dikembangkan sebaiknya
sudah menjangkau keterampilan berpikir tingkat tinggi (High Order Thinking
Skills) yang jika dijangkau dengan ranah kognitif pada Taksonomi Bloom
berada pada level analisis, sintesis, evaluasi dan kreasi. Sehingga pembelajaran
harus sesuai dengan karakter dan domain IPA yang meliputi domain konsep,
proses, kreativitas, sikap atau tingkah laku.
Menurut Jennifer Nichols manajemen
pendidikan abad 21 di kelompokkan ke dalam 4 prinsip, yaitu: Instruction
should be student-centered, Education should be collaborative, Learning
should have context; dan Schools should be integrated with society.
Keempat prinsip pokok pembelajaran abad ke 21 yang digagas
Jennifer Nichols tersebut dapat dijelaskan dan dikembangkan seperti berikut ini:
a. Instruction should be
student-centered
Pengembangan pembelajaran seyogyanya
menggunakan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Siswa ditempatkan
sebagai subyek pembelajaran yang secara aktif mengembangkan minat dan potensi
yang dimilikinya. Siswa tidak lagi dituntut untuk mendengarkan dan menghafal
materi pelajaran yang diberikan guru, tetapi berupaya mengkonstruksi
pengetahuan dan keterampilannya, sesuai dengan kapasitas dan tingkat
perkembangan berfikirnya, sambil diajak berkontribusi untuk memecahkan
masalah-masalah nyata yang terjadi di masyarakat.
Pembelajaran berpusat pada siswa
bukan berarti guru menyerahkan kontrol belajar kepada siswa sepenuhnya.
Intervensi guru masih tetap diperlukan. Guru berperan sebagai fasilitator yang
berupaya membantu mengaitkan pengetahuan awal (prior knowledge) yang
telah dimiliki siswa dengan informasi baru yang akan dipelajarinya. Memberi
kesempatan siswa untuk belajar sesuai dengan cara dan gaya belajarnya
masing-masing dan mendorong siswa untuk bertanggung jawab atas proses belajar
yang dilakukannya. Selain itu, guru juga berperan sebagai pembimbing,
yang berupaya membantu siswa ketika menemukan kesulitan dalam proses
mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilannya.
b. Education should be
collaborative
Siswa harus dibelajarkan untuk bisa
berkolaborasi dengan orang lain. Berkolaborasi dengan orang-orang yang berbeda dalam latar
budaya dan nilai-nilai yang dianutnya. Dalam menggali informasi dan membangun
makna, siswa perlu didorong untuk bisa berkolaborasi dengan teman-teman di
kelasnya. Dalam mengerjakan suatu proyek, siswa perlu dibelajarkan bagaimana
menghargai kekuatan dan talenta setiap orang serta bagaimana mengambil peran
dan menyesuaikan diri secara tepat dengan mereka.
Begitu juga, sekolah (termasuk di
dalamnya guru) seyogyanya dapat bekerja sama dengan lembaga pendidikan (guru)
lainnya di berbagai belahan dunia untuk saling berbagi informasi dan penglaman
tentang praktik dan metode pembelajaran yang telah dikembangkannya. Kemudian, mereka
bersedia melakukan perubahan metode pembelajarannya agar menjadi lebih baik.
c. Learning should have
context
Pembelajaran tidak akan banyak
berarti jika tidak memberi dampak terhadap kehidupan siswa di luar sekolah.
Oleh karena itu, materi pelajaran perlu dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari
siswa. Guru mengembangkan metode pembelajaran yang memungkinkan siswa terhubung
dengan dunia nyata (real word). Guru membantu siswa agar dapat menemukan
nilai, makna dan keyakinan atas apa yang sedang dipelajarinya serta dapat
mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-harinya. Guru melakukan penilaian
kinerja siswa yang dikaitkan dengan dunia nyata.
d. Schools should be
integrated with society
Dalam upaya mempersiapkan siswa
menjadi warga negara yang bertanggung jawab, sekolah seyogyanya dapat
memfasilitasi siswa untuk terlibat dalam lingkungan sosialnya. Misalnya,
mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat, dimana siswa dapat belajar mengambil
peran dan melakukan aktivitas tertentu dalam lingkungan sosial. Siswa dapat
dilibatkan dalam berbagai pengembangan program yang ada di masyarakat, seperti:
program kesehatan, pendidikan, lingkungan hidup, dan sebagainya. Selain itu,
siswa perlu diajak pula mengunjungi panti-panti asuhan untuk melatih kepekaan
empati dan kepedulian sosialnya.
Dengan kekuatan teknologi dan
internet, siswa saat ini bisa berbuat lebih banyak lagi. Ruang gerak sosial
siswa tidak lagi hanya di sekitar sekolah atau tempat tinggalnya, tapi dapat
menjangkau lapisan masyarakat yang ada di berbagai belahan dunia. Pendidikan
perlu membantu siswa menjadi warga digital yang bertanggung jawab.
KETERAMPILAN ABAD 21
Berbagai
organisasi mencoba merumuskan berbagai macam kompetensi dan keterampilan yang
diperlukan dalam menghadapi abad ke-21. Namun, satu hal penting yang perlu
diperhatikan adalah bahwa mendidik generasi muda di abad ke-21 tidak bisa hanya
dilakukan melalui satu pendekatan saja.
Wagner
(2010) dan Change Leadership Group dari Universitas Harvard mengidentifikasi
kompetensi dan keterampilan bertahan hidup yang diperlukan oleh siswa dalam
menghadapi kehidupan, dunia kerja, dan kewarganegaraan di abad ke-21 ditekankan
pada tujuh (7) keterampilan berikut:
(1) kemampuan berpikir kritis dan
pemecahan masalah,
(2) kolaborasi dan kepemimpinan,
(3) ketangkasan dan kemampuan
beradaptasi,
(4) inisiatif dan berjiwa
entrepeneur,
(5) mampu berkomunikasi efektif baik
secara oral maupun tertulis,
(6) mampu mengakses dan menganalisis
informasi, dan
(7) memiliki rasa ingin tahu dan
imajinasi
US-based
Partnership for 21st Century Skills (P21), mengidentifikasi kompetensi yang
diperlukan di abad ke-21 yaitu “The 4Cs”- communication, collaboration,
critical thinking, dan creativity. Delors Report (1996) dari
International Commission on Education for the Twenty-first Century, mengajukan empat
visi pembelajaran yaitu pengetahuan, pemahaman, kompetensi untuk hidup, dan
kompetensi untuk bertindak. Selain visi tersebut juga dirumuskan empat prinsip
yang dikenal sebagai empat pilar pendidikan yaitu learning to
know, lerning to do, learning to be dan learning to live together.
Learning
to Know
Belajar mengetahui merupakan
kegiatan untuk memperoleh, memperdalam dan memanfaatkan materi pengetahuan.
Penguasaan materi merupakan salah satu hal penting bagi siswa di abad ke-21.
Siswa juga harus memiliki kemauan untuk belajar sepanjang hayat. Pembelajaran
di abad ke-21 hendaknya lebih menekankan pada tema pembelajaran
interdisipliner. Empat tema khusus yang relevan dengan kehidupan modern
adalah: 1) kesadaran global; 2) literasi finansial, ekonomi, bisnis, dan
kewirausahaan; 3) literasi kewarganegaraan; dan 4) literasi kesehatan.
Tema-tema ini perlu dibelajarkan di sekolah untuk mempersiapkan siswa
menghadapi kehidupan dan dunia kerja di masa mendatang dengan lebih baik.
Learning
to Do
Agar mampu menyesuaikan diri dan
beradaptasi dalam masyarakat yang berkembang sangat cepat, maka individu perlu
belajar berkarya. Siswa maupun orang dewasa sama-sama memerlukan pengetahuan
akademik dan terapan, dapat menghubungkan pengetahuan dan keterampilan, kreatif
dan adaptif, serta mampu mentrasformasikan semua aspek tersebut ke dalam
keterampilan yang berharga.
Learning
to Be
Keterampilan akademik dan kognitif
memang keterampilan yang penting bagi seorang siswa, namun bukan merupakan
satu-satunya keterampilan yang diperlukan siswa untuk menjadi sukses. Siswa
yang memiliki kompetensi kognitif yang fundamental merupakan pribadi yang
berkualitas dan beridentitas. Siswa seperti ini mampu menanggapi kegagalan
serta konflik dan krisis, serta siap menghadapi dan mengatasi masalah sulit di
abad ke-21. Secara khusus, generasi muda harus mampu bekerja dan belajar
bersama dengan beragam kelompok dalam berbagai jenis pekerjaan dan lingkungan
sosial, dan mampu beradaptasi dengan perubahan zaman.
Learning to Live Together
Berbagai
bukti menunjukkan bahwa siswa yang bekerja secara kooperatif dapat mencapai
level kemampuan yang lebih tinggi jika ditinjau dari hasil pemikiran dan
kemampuan untuk menyimpan informasi dalam jangka waktu yang panjang dari pada
siswa yang bekerja secara individu. Belajar bersama akan memberikan kesempatan
bagi siswa untuk terlibat aktif dalam diskusi, senantiasa memantau strategi dan
pencapaian belajar mereka dan menjadi pemikir kritis.
Berdasarkan artikel diatas penulis ingin berdiskusi bersama mengenai beberapa
pertanyaan antara lain:
1. Apa saja kesiapan yang harus dimiiki oleh seorang pendidik
(guru) ketika menghadapi proses
pembelajaran pada abad 21 ini?
2. Apa yang harus dilakukan oleh seorang guru supaya peserta didik memiliki ketangkasan dan kemampuan
beradaptasi, ?
3. Apakah pembelajaran IPA pada kurikulum 2013 sudah dirancang
sesuai untuk menunjang pembelajaran abad ke-21?
SUMBER: soniamargereta2.blogspot.com/2018/02/pembelajaran-sains-abad-21.html
Menanggapi pertanyaan no 1 guru harus lebih mempersiapkan berbagai kompetensi yg dimilikinya, meningkatkan kompetensi dengan berbagai cara, tidak semata-mata menunggu pelatihan dari pemerintah. Guru diharapkan aktif untuk melakukan berbagai kegiatan yg bertujuan meningkatkan kompetensi baik dengan car studi banding, diskusi kelompok guru dan sumber belajar lainnya.
BalasHapusSaya menanggapi pertanyaan no 2, Hal yang dapat dilakukan guru yaitu membuat anak didik merasa nyaman dulu dengan pembelajaran yang diberikan seperti pada awal pertemuan diawali dgn perkenalan dan bercerita pengalaman yang memotivasi, masuk pada pembelajaran guru menerapkan model pembelajaran yg baru bagi siswa sehingga membuat siswa penasaran dan semangat dlm belajar.
BalasHapusPada tiap pertemuan guru tidak monoton didepan kelas sesekali berjalan ke arah belakang siswa, memberikan pertanyaan dengan memberikan penilaian bagi yang menjawab pertanyaan, mendiskusikan pembelajaran karna dengan diskusi siswa akan terampil dan membuat siswa lebih percaya diri dalam belajar bagi siswa yg pasif pada saat tampil misal ada yg tampil 5 orang maka diwajibkan bagi masing2 mereka itu untuk mnjawab 1 pertanyaan yg diberikan dengan demikian siswa lebih aktif dan cepat beradaptasi pada pembelajaran yang diberikan.
Saya akan memberikan komentar untuk pertanyaan nomor 2
BalasHapusKurikulum 2013 sudah dirancang sesuai dengan pembelajaran Abad 21
Khususnya pada Revisi kurikulum 2013 (dilakukan pada tahun 2017 diterapkan mulai tahun 2018)
Dasar revisi kurikulum 2013 adalah tuntutan abad 21. Aplikasi nya dalam pembelajaran siswa melakukan aktivitas yang dapat meningkatkan keterampilan abad 21.
Untuk nomor 1, kesiapan guru adalah kompetensi, keterampilan dan sikap profesional. Jika sudah dimiliki oleh guru.
BalasHapusMemasuki pembelajaran abad 21, mau tidak mau seorang guru harus mampu menyesuaikan diri beradaptasi dengan perubahan yg ada, terutama dalam peningkatan kemampuan dibidang teknologi supaya guru tersebut memiliki kualitas kompetensi yg lebih baik. Kemampuan ini sangat dibutuhkan agar guru dapat melaksanakan pembelajaran dikelas dengan baik.
BalasHapusTerima kasih artikelnya
Kesiapan yg harus d siapkan oleh guru menjngkatkan kompetensi dan lebih profesional
BalasHapusTerimakasih
Kesiapan yg harus d siapkan oleh guru menjngkatkan kompetensi dan lebih profesional
BalasHapusTerimakasih
Hai rohana... :)
BalasHapussaya akan mengomentari pertanyaann nomor 1
Salah satu keahlian dan keterampilan yg harus dimiliki oleh guru dalam menyosonsong pembelajaran abad 21 adalah kemampuan dalam menggunakan teknologi informasi yg berkembang saat ini. Dan juga guru hendaknya memiliki kwmampuan untuk mengakses atau mencari informasi terbaru sebanyak2nya yg berkaitan dg materi pembelajaran.
terima kasih
saya akan menanggapi pertanyaan no 1
BalasHapuskesiapan seorang guru ketika menghadapi pembelajaran abad 21 yaitu guru harus menyiapakan keterampilan, keahlian dan sikak profesional dalam melaksanakan pembelajaran tersebut .
saya akan menanggapi pertanyaan no 1 tentang kesiapan yang harus dimiiki oleh seorang pendidik (guru) ketika menghadapi proses pembelajaran pada abad 21 yaitu guru harus memiliki keahlian sesuai dengan bidangnya, memiliki keterampilan dari semua segi sehingga guru benar-benar siap mengajar selama proses pembelajaran berlangsung.
BalasHapussaya akan menanggapi pertanyaan no 1.
BalasHapuskesiapan yg harus dimiliki guru pada pembelajaran abad 21 selain kompetensi, kemampuan, dan keahlian dalam menggunakan tekhnologi, guru juga harus memahami kurikulum yg digunakan pada abad 21 ini, dan menyesuaikan model, teknik, metode dengan materi yg akan diajarkan kepada siswa.
Baiklah, untuk no 1
BalasHapus1.keterampilan berpikir kritis dan menyelesaikan masalah
2.keterampilan bekerja sama dn komunikasi
3.keterampilan berpikir kritis
4.keterampilan citizenship
5.keterampilan memahami dan menggunakan informasi
6. Kemampuan untuk mengembangkan siswa.
Terimakasih
Saya akan menanggapi pertanyaan nomor 1. Menurut saya persiapan yang harus dimiliki seorang guru dalam menghadapi tuntutan pembelajaran abad 21 adalah kemampuan cepat beradaptasi dengan kondisi zaman saat itu. Kemampuan menyelesaikan masalah, penguasaan iptek, kemampuan berkomunikasi, kemampuan berfikir kritis, keperdulian/kepekaan terhadap masalah, tidak putus asa dsb
BalasHapusUntuk no 1
BalasHapusGuru hrus terampil terutama dalam penggunaan IT agar pada saat menggunakan model"pembeljran yg memerlukan IT guru akan lebih siap untk menerapkannya dlm proses kbm yg berlngsung di kls.
Menurut saya kesiapam guru dalam pembelajaran abad 21 yaitu guru harus memiliki keterampilan dan keahlian dalam penggunaan teknologi seperti komputer internet dll. Untuk menunjang dalam proses pembelajaran
BalasHapusPertama guru harus membuat suasana belajar menjadi nyaman dan kondusif
BalasHapusSaya menanggapi pertanyaan no. 2.. siswa yang memiliki ketangkasan dan mudah beradaptasi malah akan mempermudah guru dalam mengarahkan siswa tersebut.
BalasHapusTerima kasih atas tanggapannya
BalasHapus